Jumat, 04 Mei 2018

Pandangan dari Sisi Ekonomi Terkait Pembangunan Rel Kereta Api di Maybrat


Oleh: Semi Edi Framana Turot

JNP - Saya mungkin agak berbeda pendapat memandang pembangunan Rel Kereta Api di Maybrat. Yang pertama, Saya melihat dari sudut pandang ekonomi, suatu pertumbuhan ekonomi berkembang apabila didukung oleh transportasi laut, udara dan darat. Sehingga percepatan pembangunan itu bisa dirasakan oleh masyarakat dan juga laju perekonomian pasti sangat cepat.

Yang kedua, Masalah pendidikan kita orang maybrat sudah hampir 75% berpendidikan bahkan semua jurusan sudah ditempuh, namun kita masih berpatokan pada PNS, padahal alam kita sudah menyediakan segalanya bagaimana kita kreatif dan inofatif untuk mengolah kekayaan yang ada sehingga banyak orang luar yang juga punya pengetahuan sama seperti kita malah memanfaatkan alam yang ada sehingga kita selalu mengatakn bahwa, kita miskin diatas tanah kita sendiri.

Kita juga terbawa dengan arus politik daerah, sehingga membuat kita jadi malas untuk memanfaatkan alam kita yang kaya raya ini. Oleh sebabnya,kita tidak bisa bersaing dengan orang pendatang.

Jika kita lihat ilmu dari pendatang itu sama juga dengan ilmu yang kita tempuh di universitas dan sekolah tinggi yang ada di Indonesia ini.

Karna kita tidak kreatif, maka pendatang yang menguasai semua akhirnya kita terus terjajah diatas negri kita sendiri.

Yang ketiga, perkembangan teknologi hari ini berkembang sangat cepat dan kita bahkan bangsa Indonesia ini juga belum siap dengan matang untuk menghadapi perkembangan teknologi tersebut. Kita tidak bisa menutup mata dengan masuknya negara Indonesia ke dalam (Masyarakat Ekonomi Asean) MEA.

Dimana negara-negara ASEAN ini boleh melakukan aktifitas ekonomi di walayah Indonesia dan sebaliknya Indonesia boleh melakukan kegiatan ekonomi di negara-negara anggota Asean.

Nah, apabila kita masih terus menutup diri dan tidak menerima peradaban, maka kita akan terus tertinggal dan alam kita akan di kuasai bukan hanya oleh Indonesia, tapi juga oleh negara-negara yang berivestasi ke Indonesia. Mereka (pemilik modal dan yang punya pengetahuan dan teknologi yang lebih dari kita bahkan Indonesia pun akan tidak bisa disaingi.

 Yang terjadi hari ini, kita semua dijajah, negara asing menjajah Indonesia dan Indonesia menjajah Papua.

Hal paling sederhana ketika asing menjajah Indonesia sebagai bukti adalah PT. FI yang sahamnya dikuasai Amerika. Dari sekian banyak hasil yang diperoleh, Indonesia cuma dapat berapa persen, apalagi Papua yang berikut Gas LNJ di Babo, Bintuni pun demikian dan masih banyak perusahan yang dikuasai asing sehingga membuat politik adu domba dalam negri sehingga mereka tetap mendapat keuntungan.


Untuk itu, saya berpendapat bahwa, dengan adanya program pemerintah pusat untuk pembangunan Rel kereta api  sangat mempermudah akses untuk Papua Barat. Yang tadinya kita beli bensin dengan harga kisaran 15 ribu/liter kita bisa beli Rp.9.000 atau Rp.10.000/liter.

Kita kebanyakan masih terlena dengan kota Sorong, sehingga uang dari Maybrat semua berputar di Sorong.

Dengan adanya kereta api pasti dengan sendirinya pemerintah mencanangkan pasar yang hampir sama dengan Pasar Remu supaya masyarakat jangan lagi ke Sorong dan pejabat juga tidak lagi ke Sorong selesai kerja pada hari Jumat.

 Mereka akan menetap di Maybrat dan fokus pada kerja mau butuh apa semua sudah ada di tempat tidak lagi ke Sorong. Dengan sendirinya perekonomian akan meningkat dan rakyat sejahtera karna uang hanya akan berputar di sekitar maybrat.

Mungkin itu dari saya. Kita lihat dari segi positif kita harus mendukung juga. Masa kita jadi masyarakat komunal terus.

Janganlah harus berpindah jadi masyarakat moderen yang tak mempertahankan kebudayaan dan jati diri kita.



Penulis adalah Mahasiswa Maybrat di Malang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar